#30hariMenulisSuratCinta hari #3 "dari aku kepada waktu"
Kepada waktu,
Hai.. waktu, sudah puaskah kamu? Mengambil cinta dan mengikisnya pelan-pelan menjadi sebuah benci dari dalam hatinya tanpa menyisakan sedikitpun rindu untukku. Sudah puas?
Kalau begitu, mengapa tak kau ambil juga cinta dari hatiku?
Apa karena terlalu rapat kujaga? Atau kamu saja yang enggan berjuang merebutnya?
Berkat kamu, diabaikan menjadi hal yang sudah sangat biasa bagiku. Karenamu, kata cintaku menjadi selewat saja baginya.
Aku tak mengerti, aku pikir hanya pada waktu aku bisa percaya bahwa cinta tak kemana. Jika kenyataannya kamu yang menghapus cinta, harusnya dari awal aku tak pernah bertaruh pada harap.
Berkat kamu, aku hampir mati disiksa rindu. Kehabisan nafas tercekik harap. Hampir tak bisa melihat terhalangi kecewa cintanya tak kunjung berbalas.
Aku heran pada impian yang dibawa waktu soal masa depan, yang selalu berhasil membuat hati yang hampir mati kembali ditumbuhi dan digenangi letupan-letupan kecil harap.
Terimakasih waktu, berkatmu rindu menggebu walau tau ia hanyalah sebuah semu.
Terimakasih waktu, karena menunggu bersamamu aku bisa memberikan nyawa pada tiap puisiku.
Semoga kamu membaca ini, waktu.
Dan berkenan mengembalikan semua yang terlewat dan menghilang daripadamu.
Namun tak perlu terburu-buru,
Aku dan hatiku masih kuat menunggu.
Tertanda,
Aku.
Komentar
Posting Komentar