#30hariMenulisSuratCinta hari kedua: terlalu banyak maaf, untuk satu hari
teruntuk,
kamu, laki-laki kecil yang sedang terbaring di sebuah ranjang dalam ruangan serba putih.
bagaimana sakitmu? sudahkah ia iba pada tiap isak dan erang yang selalu kamu keluarkan setiap malam?sudahkah ia rela meninggalkan badan kecil lemahmu yang mungkin sudah letih menangis kesakitan? tolong sampaikan pada sakitmu, ada seorang pria yang marah padanya jika ia singgah terlalu lama disana, di tubuhmu.
tubuh lemah milikmu, beruntung dikaruniai senyum yang begitu menguatkan, tawa ceria yang begitu membahagiakan. jika kelak, sembuh sakitmu. ayo kita bermain air lagi seperti dulu, berkejaran tanpa kenal waktu, dan biarkan aku meletakkanmu di atas punggungku seperti waktu itu. berdua kita kalahkan monster-monster-jahat-yang-suka-mencuri-ikan-katamu dengan senapan air milikmu dan pedang bercahaya yang kamu pinjamkan padaku waktu itu.
maaf, aku tak pernah ada di sampingmu selama ini. maaf, aku tak pernah ada untuk sekedar mengajarimu membaca, menulis, bahkan untuk memuji coretan-coretan yang kau buat dengan tangan kecil milikmu. maaf, aku tak pernah ada di sekitarmu untuk sekedar membacakan cerita sebelum tidurmu, atau bahkan membelamu di depan teman-temanmu.
maaf, aku tak pernah ada selama ini.
tertanda,
-A-
kamu, laki-laki kecil yang sedang terbaring di sebuah ranjang dalam ruangan serba putih.
bagaimana sakitmu? sudahkah ia iba pada tiap isak dan erang yang selalu kamu keluarkan setiap malam?sudahkah ia rela meninggalkan badan kecil lemahmu yang mungkin sudah letih menangis kesakitan? tolong sampaikan pada sakitmu, ada seorang pria yang marah padanya jika ia singgah terlalu lama disana, di tubuhmu.
tubuh lemah milikmu, beruntung dikaruniai senyum yang begitu menguatkan, tawa ceria yang begitu membahagiakan. jika kelak, sembuh sakitmu. ayo kita bermain air lagi seperti dulu, berkejaran tanpa kenal waktu, dan biarkan aku meletakkanmu di atas punggungku seperti waktu itu. berdua kita kalahkan monster-monster-jahat-yang-suka-mencuri-ikan-katamu dengan senapan air milikmu dan pedang bercahaya yang kamu pinjamkan padaku waktu itu.
maaf, aku tak pernah ada di sampingmu selama ini. maaf, aku tak pernah ada untuk sekedar mengajarimu membaca, menulis, bahkan untuk memuji coretan-coretan yang kau buat dengan tangan kecil milikmu. maaf, aku tak pernah ada di sekitarmu untuk sekedar membacakan cerita sebelum tidurmu, atau bahkan membelamu di depan teman-temanmu.
maaf, aku tak pernah ada selama ini.
tertanda,
-A-
Komentar
Posting Komentar